Urip Iku Kudu Obah
Namun, belakangan ini sedang ngetrend istilah mager alias males gerak. Orang-orang yang mager cenderung tidak memiliki keinginan untuk berbuat apa-apa apalagi memberikan suatu perubahan yang berdaya. Orang mager identik dengan oang yang suka rebahan, ngga ngapa-ngapain. Biasanya kerjaanya scroll timeline ig, stalker sana-sini. Hal-hal tersebut tentunya sangat sedikit sekali manfaatnya kecuali hanya akan membuat seseorang tersebut merasakan overthinking yang tidak berkesudahan. Dari sini timbul pertanyaan, emang gak boleh ya rebahan? Oh boleh banget, asal sesuai porsinya. Kalau katanya Fathur “Santuy lah sesuai porsinya, karena yang berlebihan tidak akan pernah baik”. Kebaikan pun kalau dilakukan secara berlebihan juga akan berdampak buruk. Misalnya makan. Makan itu boleh tapi kalau berlebihan tidak dianjurkan karena akan berdampak yang buruk.
Kita
sebagai agent of change seperti yang kebanyakan orang bilang, pemuda adalah
agent of change dituntut untuk selalu obah, meskipun yang obah hanya
jari-jarinya tapi dapat memberikan dampak yang nyata. Kalau kata mbak hikmah Bu
Co departemen saya “Di era yang katanya sudah 5.0 ini, obah bukan lagi mencelat
ngulon ngetan”. Artinya obah disini tidak harus dengan berpindah dari Jakarta
ke Surabaya dari Malang ke Samarinda bisa hanya dengan melalaui pemikirannya
yang yang dituangkan dalam sebuah tulisan atau karya lainnya. Sehingga orang
lain juga dapat menikmatinya, dan mungkin juga perubahan kecil yang kita
berikan juga dapat membangkitkan orang lain untuk berubah juga. Terntunya berubah
jadi yang lebih baik. So, jangan males untuk selalu obah dan mengobahkan !
eehhe
*Tulisan gak jelas ini dilatarbelakangi kegabutan saya dalam mengerjakan sekripsiiii yang gak
kelar-kelar. Huhu. Intinya tetaplah obah meskipun hasilnya gak seberapa, yang penting setiap hari ada progressnya. Jaga kesehatan yaa !
Komentar