Harus Tetap Budal Ngaji Meskipun Males, Kenapa?
Oke, kita awali dengan pertanyaan. Siapa sih disini yang tidak pernah merasakan males? Kalau orang biasa seperti saya ini tentu pernah merasakannya. Males adalah suatu kondisi ketika seseorang menghindari atau tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, padahal dia mampu mengerjakannya pada saat itu juga. Memang sih, melakukan hal baik itu berat sekali, sangat berat bahkan. Jika kita melakukan kebaikan dengan ringan, kalau di dalam kitab Irsyadul ‘ibad hal ini perlu dipertanyakan lagi, jangan-jangan kita melakukan kebaikan tersebut karena nafsu bukan karena lillahi ta’ala. Karena nafsu akan berat ketika diajak untuk melakukan kebaikan. Ngaji misalnya. Orang yang ngaji godaannya berat sekali. Ada yang ngantuk, masih lelah karena kemarinnya banyak kegiatan, atau bahkan tidak paham-paham akhirnya tidak tertarik untuk mempelajari atau karena males. Padahal di dalam Kitab Nashoihul ‘Ibad (maqolah 9:45) Abu Laits sudah menceritakan. Barangsiapa yang duduk disamping ulama “tholabul ‘ilmi” maka seseorang tersebut akan mendapatkan kemulyaan, terlepas dia paham dengan materi yang disampaikan atau tidak. Yang penting budal saja dulu. Ketika kita tidak paham-paham dengan materi yang diberikan tetaplah budal ngaji. Jangan sampai karena kita males atau bahkan sumpek karena tidak paham menjadi penyebab kita berhenti mencari. Kita tidak akan pernah tau, barangkali sumpek yang kita rasakan karena kita tidak paham-paham pelajari menjadi lantaran ridhonya Allah SWT untuk kita mempelajari ilmu tersebut, sehingga kita mudah paham.
Yang
semangat ngajinya. Kalau pas ngaji ngantuk terus tidur ya gapapa, mungkin
karena kamu capek sekali. Yang penting kamu sudah mau berangkat ngaji itu sudah
baik. Kalau ada orang lain berkata “ngenyek/ngremehne” ini itu biarkan saja
yang terpenting adalah kamu jangan membecinya. Asal perbuatan yang kamu lakukan
baik dan kamu sudah memaksimalkan untuk melakukan kebaikan tersebut jangan
putus semangat hanya karena omongan orang. Karena orang tidak akan pernah tau
isi hati kita yang sebenarnya kalau kita tidak mengungkapkannya.
Tulisan ini
terinspirasi dari diriku sendiri, karena aktif di organisasi di
luar pondok akhirnya sedikit berdampak pada ngajiku. Akibatnya aku sering
banget ngaji sambil bermimpi alias boboo :v. Tapi prinsipku, tetep budal ngaji
masio kesel masio akeh sing gak seneng soale kita sering izin atau apalah itu. Setidaknya
kita sudah berusaha untuk menjadi baik. InysaAllah kalau ada niatan begitu
pasti ada aja orang baik yang mau membantu kita menuju kesana. Semangat !!!!
Komentar